Suara ayam
sudah saling bersahutan ketika ibu membangunkanku dari tidur yang terlalu lelap
hinggatak sempat bermimpi. Setelah bengong sebentar untuk mengumpulkan nyawa
akupun pergi ke kamar mandi di belakang rumah untuk mengambil wudhu. Selesai
sholat aku menuju kursi depan rumah sambil menenteng buku arok dedes. Langit
sedikit demi sedikit mulai berubah warna di mulai dari timur perlahan-lahan
berubah kemerah-merahan menuju barat tak terbendungkan meskipun banyak awan bergulung-gulung
seolah ingin sinar matahari.
Di temani bunyi
suara burung yang sudah beraktifitas harianya yaitu mencari makan dan suara
jangkrik yang dari malam terus berbunyi mengantarkan saat tidurnya. Aku membaca
tidak lebih dari 30 menit setelah itu bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Aku
berangkat sekolah lebih pagi dari biasanya karena aku akan berjalan kaki hari
ini. Setelah berpamitan kepada bapak dan ibu aku berangkat dengan jalan kaki
aku memutuskan melewati sawah karena memang lebih dekat dari pada mengikuti
jalan yang berbelok-belok.
“kok berangkat
pagi-pagi sekali galang..” seseorang menyapaku di sawah. “iya pak.. biar gak
terlambat..” jawabku ramah. “o.. jangan lewat bawah pohon bambu sana lang..
banyak durinya..” bapak itu memperingatkan sambil membawa bak untuk mengambil
air. “iya pak..” jawabku sambil melanjutkan perjalanan. Beliau adalah tetangga
jauhku, karena aku sering jalan kaki lewat sawah jadi, beliau sudah hafal jam
berangkat sekolahku.
Stelah
melewaqti sawah dan beberapa rumah penduduk aku sampai di pasar dan ternyata
pasar dan jalan sudah ramai para pedagang yang mungkin berjualan sejak subuh
tadi dan par pembeli yang yang hilir mudik bergantian. Setelah melewati pasar
sampailah di jalan raya akupun berbelok ke kanan menuju sekolah, jalan raya
juga mulai ramai orang hilir mudik mengawali aktifitas hari ini. Akupun
melewati toko buku mas edi, tokonya masih tutup, memang biasanya mas edi baru
buka jam 8 pagi.
Sampainya di
sekolah di sambut dengan sebuah tulisan besar di pagar sekolah SMA Negeri 1
Kecamatan B Kabupaten B Jawa Timur Indonesia, yang di hiasi dengan
relief-relief sederhana. Dan lambang lembaga pendidikan Indonesia bertuliskan
Tut Wuri Handayani.
Setelah masuk
gerbang sekolah aku langsung menuju kantor satpam, pak min meyapaku dengan
sindiran “tidak biasanya kok datang pagi-pagi lang..”. “iya pak min.. mau
ngantor..” jawabku sambil duduk di dalam kantor yang hanya berisi meja, kursi
dan satu tempat minum, di hiasi buku catatan pelanggaran siswa dan pulpen di
sampingnya, tanpa hiasan dinding apapun.
“wah.. berarti
bolos pelajaran lagi..” jawab pak min menginterogasi. “iya pak satu pelajaran
doing..” jawabku sambil mengambil buku dia dalam tas ranselku. “jangan di
biasakan lang.. malah kantor satpam di jadikan tempat bolos yang kamu juluki sarang
burung puyuh segala..” kata pak min memprotes. “ hehe.. daripada saya membolos
di luar pak.. paling tidak disini kan masih di sekolahan pak..” jawabku sambil
menggaruk-garuk kepala. Aku memang berencana tidak masuk pelajaran pertama dan
biasanya kalau aku bolos di kantor satpam meskipun beresiko tetapi di sini
nyaman tidak ada yang mengganggu makanya aku menjulukinya sarang burung puyuh.
“halah.. alasan
saja kamu..” jawab pak min sambil berjalan keluar kantor menuju gerbang untuk
melakukan tugasnya berjaga di gerbang saat jam masuk sekolah dan menciduk
anak-anak yang terlambat sekolah. Akupun meneruskan membaca buku . . .
Bersambung . . .
mantap
ReplyDelete