Judul
Buku : HATTA Aku Datang
karena Sejarah
Pengarang : Sergius Sutanto
Penerbit : Qanita PT Mizan Pustaka
Kota
Terbit : Bandung
Tahun
Terbit : 2013
Jumlah
Halaman : 354 Halaman
Peresensi : Isti’adzatur Riza
Buku “HATTA
Aku Datang karena Sejarah” merupakan sebuah novel yang ditulis oleh Sergius Sutanto karena
bentuk kekagumannya pada sosok proklamator yang sederhana dan bersahaja, yakni
Hatta. Novel ini mengisahkan tentang perjuangan Hatta kecil hingga menjadi orang
yang berpengaruh di negeri ini.
Rendang, laut, buku, sekolah dan Makkah, itulah pilihan yang
dilayangkan Gaek (panggilan akrab untuk kakeknya) kepada Hatta. Maka dengan
cepat ia menjawab “Makkah”. Itulah
pilihan Hatta sebelum ia mengenal sekolahan. karena sebelum tidur ia selalu
mendengar cerita tentang Makkah. Namun impian itu kandas karena Rahmah bin
Rakhim ibundanya melarangnya ikut Gaek pergi ke Makkah karena dirasa masih terlalu kecil.
Sejak kecil Hatta dibekali sifat
dan akhlak yang mulia. Karena itu ia pun
tidak kecewa karena gagal mewujudkan impiannya pergi ke Makkah.
Hatta kecil dididik pula dengan kedisiplinan. Pada saat ia bermain bola dan
pulang terlalu larut, maka Ia dihukum oleh Gaek dengan berdiri di bawah pohon
jambak dan tidak boleh istirahat sampai Gaek memerintahnya.
Setelah dewasa Hatta mengikuti ujian masuk Sekolah Menengah
Belanda. Hatta dinyatakan lulus. Itu artinya Hatta harus segera ke Jakarta.
Namun lagi- lagi ibundanya melarangnya juga dengan alasan Hatta masih kecil dan
belum bisa menjaga diri di tempat yang keras tersebut. Pada usia tujuh belas tahun Hatta membulatkan
tekat untuk melanjutkan sekolahnya ke Jakarta
dengan bekal kata- kata yang
disampaikan Abdul Muis, anggota “volkstraad” bentukan pemerintahan
Hindia- Belanda saat singgah di Padang,
“ Anak-anak muda ini adalah harapan bangsa dan akan menjadi pemimpin rakyat di
masa datang. Dari sekarang kita perlihatkan kepada mereka kewajiban itu. Kita
bawa mereka berhubungan langsung dengan rakyat dan pemimpin- pemimpin rakyat”. Berbekal kata- kata tersebut pula Hatta melanjutka studinya ke Belanda.
Belanda merupakan awal dari sebuah penderitaan yang dialami Hatta
Saat ia terpilih menjadi ketua Perhimpoenan Indonesia. Suatu perhimpunan yang beranggotakan orang-
orang Indonesia yang melanjutkan studinya di Negeri Belanda ini dianggap
pemberontakan kepada pemerintahan Belanda. Akhirnya Hatta pun dipenjara bersama
Sjahrir teman akbabnya juga anggota Perhimpoenan Indonesia.
Setelah kembali dari Belanda Hatta dan Sjahrir bertemu dengan
Soekarno. Mereka memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia bersama bangsa Indonesia. Setelah mendapatkan kemerdekaan
Soekarno terpilih menjadi Presiden dan Hatta menjadi wakilnya. Namun selang
beberapa lama kepemimpinan Soekarno berubah dan lebih berpihak pada PKI. Rakyatpun menjadi sengsara dengan semua
kebijakan Demokrasi Terpimpin yang diterapkan Soekarno. Segala jenis kebutuhan
melambung tinggi. Beras melompat- lompat harganya hingga tidak terbeli oleh
rakyat jelata. Tarif air, gas dan listrik dinaikkan berlipat ganda. Begitu juga
ongkos transport, baik bus maupun kereta api. Akhirnya Hatta melepas jabatannya karena tidak
sepaham dengan Soekarno.
Novel yang ditulis pria kelahiran Jakarta, 30 Oktober ini sangatlah
menginspirasi pembaca. Bahasa yang lembut
dan pendeskripsian yang bagus membuat pembaca ikut mengalami dan
merasakan apa yang tertulis dalam novel ini.
Namun dengan alur yang cenderung maju-mundur menjadikan pembaca
kadang harus memutar otaknya untuk kembali ke masa itu. Dan dengan nama-nama
sejarah dan tahun-tahun yang kadang membuat pembaca sedikit malas untuk
mengingat angka-angka tahun tersebut.
Novel
ini cocok dibaca oleh oleh semua kalangan. Baik anak- anak, remaja maupun dewasa. Karena dalam novel ini
terdapat banyak hal yang bisa dijadikan inspirasi hidup bahwa kejujuran dan
kesederhanaan adalah salah satu modal dalam kehidupan, bahkan ketika menjadi
pemimpin sekalipun. (riz/rum)
SOCIALIZE IT →