Akupun menuju
ke kelas IX A untuk mencari doni, setelah bertanya pada teman-teman sekelasnya
ternyata dia tidak ada di kelas, kata salah seorang teman sekelasnya doni
berada di lapangan sekolah. Akupun pergi mencarinya, saat sampai di lapangan
sekolah doni ternyata duduk sendirian di bangku samping lapangan melihat
anak-anak kelas 2 olahraga di lapangan.
“hoi..
don..”aku sedikit berteriak. “hoi.. lang..” sahutnya sedikit kaget.”kamu
bengong atau ngelihatin cewek-cewek?” tanyaku sambil tersenyum. “hehe.. ya dua-duanya
lang..”. jawabnya sambil cengengesan. “kata adit tadi kamu cari aku.. ada apa?”
jawabku sambil duduk di sampingnya. “iya.. latihannya tidak jadi besok di ganti
nanti sore..” jawabnya masih melanjutkan perhatianya ke arah lapangan. “o..
latihan..” jawabku sambil ikut memperhatinkan anak-anak berolahraga. Yang di
maksud doni adalah latihan sepakbola tim sekolah kami biasanya kami latihan 2
kali dalam seminggu.
“yang mana
don?” tanyaku sambil menyenggol badanya. “apanya yang mana lang..”jawabnya mulai
gugup. “halah.. biasa saja sama temen sendiri.. untuk apa kamu istirahat di
sini kalau nggak punya maksud .. yang mana yang kamu taksir?” aku meneruskan
bertanya. “hehe.. tahu saja kamu..”jawabnya sambil memegangi kepalanya yang
tidak gatal.
“tuh yang
sedang megang bola volley lang..” jawabnya meneruskan. Akupun melihat mencari
anak perempuan yang di maksud doni. “cantik juga don..” pendapatku setelah
berhasil mencari yang di maksud doni. “iyalah.. seleraku gak sembarangan lang..”
jawabnya kembali memperhatikan ke lapangan. “tapi.. kamu jangan ikut naksir
lang..” tambahnya. “memang kenapa don? Gak apa-apa dong kan belum jadi pacar
kamu..” jawabku bercanda. “lho-lho.. kamu kan sudah banyak lang.. ini
bagianku..” jawabnya tidak mau kalah. “hehe.. nggaklah don.. bercanda”.
Sedang asyik-asyik
kami mengobrol, tiba-tiba datang bola volley ke arah kami. Ternyata bola volley
yang di gunakan anak-ank yang berolahraga di lapangan. Ada seorang anak yang
meghampiri kami untuk mengambil bolanya dan secara kebetulan yang mengambil bola
adalah cewek yang di taksir doni. Bakal terjadi sesuatu nih pikirku, benar saja
doni mengambil bola volley tadi dan berjalan ke arah cewek tadi, dengan gayanya
yang parlente seolah dia adalah pahlawan terakhir dan satu-satumya yang bisa
menyelamatkan dunia. Setelah berhadapan dengan cewek tadi dia hanya diam sambil
memegang bolanya, cewek tadi memanggil-manggil meminta bola volley. Setelah beberapa
saat doni sadar dari bengongnya, diapun memberikan bola volley dengan senyuman
yang paling manis yang dia bisa.
Setelah tersenyum
dengan indahnya doni mengangkat tangannya dan memperkenalkan dirinya, dan sang
cewekpun dengan ragu-ragu menjabat tangan doni dan memperkenalkan namanya. Stelah
berterima kasih cewek itupun pergi kembali ke lapangan.
Doni kembali ke
tempat duduk dengan senyum yang lebar. “gimana don, sudah dapat namanya?” tanyaku
saat doni duduk kembali. “sudah bos.. ternyata lebih cantik lagi dari dekat
lang..” jawabnya masih dengan senyumnya yang mengembang lebar. “haha.. kalau
begitu berjuanglah.. sepertinya sedikit sulit don..” jawabku. “tenang saja
teman.. kayak gak kenal doni saja kamu..” jawabnya dengan gayanya yang memang
sangat percaya diri. Aku hanya tersenyum mendengar jawabanya, dia memang
parlente.
Tidak lama
setelah itu anak-anak yang sedang berolahraga di lapangan berakhir, dan
membubarkan diri masing-masing. “nggak kamu kejar don?” tanyaku lagi. “nggaklah
lang.. belum saatnya..” jawabnya seolah sudah punya strategi matang apa yang
akan dia lakukan selanjutnya.
Dan bel jam
istirahat berakhirpun berbunyi. Aku dan donipun berjalan kembali ke kelas
masing-masing . . .
Bersambung . . .
SOCIALIZE IT →