“Cepet le… cepet..” teriak pak satpam. “ya pak.. jangan di tutup dulu..” sahutku. Aku yang sebelumnya sudah berlari akhirnya dengan nafas ngos-ngosan mau tidak mau harus berlari tambah kencang. Dengan dada naik turun sampai juga di gerbang sekolah. “sudah telat berapa menit pak min?“ tanyaku. “oalah.. sudah telat 15 menit lang…” jawab pak min dengan santainya. “tak telat-telat amatlah” pikirku. Setelah mengatur nafas , aku berjalan menuju gedung sekolah . baru 9 langkah pak min memanggilku “lang..”. aku berpaling dan sedikit megkat kepala, “ ada apa pak?”. “bajumu itu di masukkan dulu..” katanya
sambil menunjuk baju sekolahku. “hehe.. siap komandan” jawabku. Setelah
merapikan baju sekolah aku berjalan lagi sambil berteriak “saya masuk
dulu pak..”. pak min hanya melihatku sambil geleng-geleng kepala.
Setelah melewati taman sekolah yang disu
ngansun melingkar dengan bunga melati di bagian luar di susul bunga anggrek lebih dalam lagi ada bunga matahari yang berwarna kuning menyala seolah-olah menantang sang surya, dan di bagian paling tengah terdapat air mancur kecil dengan 3 undakan yang terbuat dari semen dan air keluar dari tengah-tengahnya melalui selang kecil, dan di bagian paling luar taman terdapat rumput hijau yang tertata rapi, taman yang paling indah di lingkunganku. Prestasi terbaiknya pernah menyabet sebagai taman sekolah terindah di kabupaten B saat acara ulang tahun kabupaten B entah yang keberapa aku lupa. Tapi tidak terlihat indah di mataku saat ini karena aku harus segera masuk ke kelas karena guruku pada jam pertama adalah pak hartono, guru matematika yang agak galak kata teman-teman kelasku.
Setelah memasuki lorong gedung A aku berbelok ke kanan menuju gedung B dan setelah berjalan beberapa meter aku melewati ruang guru, aku berjalan sambil menengok ke dalam tidak ada yang melihatku para guru sibuk dengan pekerjaanya masing-masing, sekilas ada yang sibuk membaca buku ada juga yang sibuk mengobrol entah yang lainya aku tak begitu memperhatikan. Aku berjalan biasa saja setelah itu aku sampai di tangga menuju lantai 2, setelah menaiki lantai 2 dengan sedikit berlari sayup-sayup terdengar suara bapak ibu guru dari dalam kelas dan tentu saja yang terdengar paling keras adalah guru yang berada dalam kelasku. Setelah melewati 2 ruangan kelas yaitu kelas IXa dan kelas IXb aku sampai di depan kelas IXc aku berhenti di depan ruangan itu, teman-temanku tersenyum melihatku berdiri mematung di depan kelas.
Aku melangkah masuk kelas setelah memastikan bajuku rapi, “assalamu’alaikum..” aku meminta izin masuk. “wa’alaikumsalam..” hanya pak hartono yang menjawab. Baru berjalan beberapa langkah terdengar suara bentakan, “ galang… siapa yang suruh masuk??” pak hartono bersungut-sungut mendekatiku. “jam berapa sekarang galang?” tanyanya dengan intonasi yang di tekan. “jam 07.15 pak” jawabku. “salah..” bentaknya, keadaanpun hening, kalau sudah begini tokekpun menunda untuk bernyanyai di pagi hari.
Setelah beberapa detik pak hartono meneruskan sambil melihat arlojinya yang berkilau terkena sinar matahari “kamu tahu.. sekarang sudah jam 07 lewat 19 menit dan 3 detik“. “tapi jam sekolah di depan jam 07.15 pak” jawabku. “jangan membantah.. kamu tahu jam berapa masuk sekolah?” bentaknya lagi. “ jam 7 pak..” jawabku. “kamu tahu apa artinya??” tanyanya. “saya telat pak..” jawabku lagi. “salah.. artinya jam sekolah dengan jam saya berbeda” sahut pak hartono dengan di sambut cekikikan teman-temanku. “diam..” bentaknya pada teman-temanku.
Kelaspun hening kembali bernafaspun sepertinya enggan tapi aku biasa saja karena aku sudah berpengalaman dalam hal seperti ini. Setelah itu pak hartono mengelus-elus kumisnya sambil berkata “kamu tahu apa yang harus kamu lakukan sekarang? Tanyanya dengan nada mengancam. “iya pak..” jawabku malas.
Setelah itu aku berjalan ke samping bangku guru di iringi senyum mengejek teman-temanku dan tatapan pak hartono. “berdiri di situ sampai jam matematika berakhir..” itulah kalimat pamungkasnya. . .
bersambung . . .
SOCIALIZE IT →