“aku pergi
dulu..” kataku sambil berdiri dari bangku. “mau kemana lang? kan belum bel
masuk..” Tanya ina. “biasa..”jawabku. “dit.. makananku bayarin ya..” tambahku
sambil melangkah pergi. “siap bos..” jawab adit sambil mengunyah permen karet.
Setelah pergi
ke kantin aku melewati 2 tangga aku sampai di atas gedung sekolah, setelah
melewati pintu di atas gedung sekolah aku melangkah menuju tempat di samping
sebuah toren yabg di payungi sebuah esbes sederhana akupun tiduran dengan
bertumpu sebelah tangan kananku, di sinilah tempatku biasanya menghabiskan
waktu di sekolah. Tampak langit biru di atas di damping dengan awan yang
berarakan dan sekali-kali burung merpati lewat untuk menambah indahnya langit.
“mau pergi
kemana sih si galang dit?” Tanya ina setelah aku pergi dari kantin, “biasa..
paling ke tempat tongkronganya.” Jawab adit. “halah biarin aja na.. memang aneh
tu preman sekolah” sahut nisa sambil pergi ke bi minah untuk membayar makanan. “kamu
mau di bayarin sekalian gak dit?” nisa meneruskan, “nggak usah nis.. biar aku
bayar sendiri, gengsi dong masak di bayarin cewek” jawab adit. “bakso 2 sama es
tehnya 2 bi.. berapa?” Tanya nisa pada bi minah. “9000 ribu mbak nisa..” jawab
bi minah. “waduh nggak ada kembalianya mbak..” tambah bi minah setelah menerima
uang dari nisa. “tinggalin di sni aja bi’ .. kan besok masih ada hari” jawab
nisa. Inilah salah satu sifat baik yang di miliki nisa meskipun tingkah lakunya
urakan untuk ukuran cewek. “makasih mbak..” jawab bi minah.
Setelah itu bel
sekolah kembali bordering 2 kali itu berarati jam istirahat sekolah sudah
habis, anak-anakpun kembali ke kelasnya masing-masing. Akupun dengan malas
kembali ke kelas.
*
Saat pulang
sekolah aku ikut nebeng naik sepeda sama rudi karena rumahku cukup jauh dari
sekolah dan aku lagi malas pulang jalan kaki, dia tetanggaku setingkat dan satu
sekolahan denganku tapi dia berada di kelas A. setelah keluar gerbang sekolah
aku mengajak rudi ke toko buku langgananku tempatnya tidak jauh dari sekolah di
samping pasar daerahku.
Sesampainya di toko
buku yang cukup besar di daerahku aku langsung menemui penjaga sekaligus
pemilik toko buku, nama panggilanya adalah mas edi, dia masih muda mungkin usianya
baru 30an, tingginya rata-rata orang Indonesia 160an mungkin meskipun begitu
dia sudah menjaga toko ini 10 tahun. “gimana mas ada lagi nggak bukunya pram?”
tanyaku, “Tanya kabar dulu dong.. masa datang-datang langsung Tanya buku.. kan
kamu sudah lama nggak kesini..” jawab mas edi dengan santai. “ hehe.. lagi
habisin buku dulu mas” jawabku sambil cengngesan. “ada arok dedes.. kamu mau?” Tanya
mas edi. “boleh mas.. tapi saya pinjem dulu ya.. lagi nggak ada uang ni mas”
jawabku. “lagi macet ya pesangonya.. ya udah bawa aja” canda mas edi. “tapi
jangan lama-lama..” tambahnya.
Di tengah-tengah
obrolanku tiba-tiba sudah ada seorang cewek yang ada di sebelahku, “sudah lama
lang?” tanyanya. “dita.. aku baru kok.. kamu sama siapa dit?” tanyaku
basa-basi. “tuh..” jawabnya sambil menunjuk temanya yang sedang melihat-lihat
buku. “kamu cari buku apa dit?” tanyanya “nggak nyari.. Cuma mau pinjam aja..”jawabku
sambil membuka buku yang di kasihkan mas edi. “aku lagi nyari buku ekonomi..
tapi nggak ketemu-ketemu” terusnya. “o.. kamu Tanya saja sama penjualnya”
jawabku. “ok deh..” jawabnya sambil melangkah ke mas edi.
Setelah memasukkan
buku arok dedes aku menemui rudi untuk mengajaknya pulang. Sebelum pulang aku
menemui mas edi. Sebelum aku bicara mas edi sudah mendahului, “ siapa tuh dit? Sepertinya
deket dengan kamu” tanyanya sambil melihat kea rah dita. “temanku SD dulu mas..”
jawabku sepele. “cantik juga dit..” goda mas edi. “4 hari ya mas..” aku
membelokkan pembahasan. “jangan lang.. 3 hari lah..” jawabnya sambil tersenyum.
“ok lah mas.. aku balik dulu mas” pamitku pada penjaga toko ini. “dit..aku
balik dulu..”ujarku pada dita sedikit berteriak. “ya lang.. dah galang..”
jawabnya sambil melambaikan tangan. Aku dan rudipun meluncur pulang . .
Bersambung . . .
SOCIALIZE IT →