A.
Metode Dalam Menyajikan Pembelajaran Terprogram
Informasi tentang pembelajaran yang terprogram
dapat disajikan pada siswa melalui sebuah teks yang terprogram atau beberapa
jenis mesin mengajar. Teks yang terprogram merupakan metode yang paling umum
digunakan.
a.
Teks Terprogram
Teks ini tidak diberikan dengan menggunakan
alat-alat tambahan dalam menyajikan informasi. Sebuah program linier mungkin
berada pada sebuah format horizontal atau vertikal sedangkan format campuran
digunakan dalam program cabang.
Dalam format horizontal sebuah program linier
kerangka terdiri dari satu halaman sedangkan respon yang benar atas pertanyaan
dalam kerangka itu berada pada halaman yang lain. Siswa mempelajari kerangka
dengan membuat respon yang dibutuhkan dan kembali ke halaman pertama untuk
mendapatkan respon yang benar, dan berkemungkinan juga berlaku pada kerangka
selanjutnya.
Format vertikal digunakan, pada sebuah program
linier, kerangka berada pada urutan akhir halaman. Rancangan ini mangharuskan
siswa menyelesaikan seluruh materi kerangka dibacanya dengan sebuah tameng,
jika jawaban benar dicetak disamping atau setelah kerangka dibaca. Rancangan
ini tidak melibatkan pemutaran halaman secara konstan yang dibutuhkan adalah
format horizontal yang memungkinkan peninjauan kembali kerangka sebelumnya.
Hal yang lebih khusus dari jenis dari teks
terprogram adalah teks campuran yang digunakan untuk menyajikan program
percabangan yang menggunakan berbagai pilihan pertanyaan. Kerangka dalam teks
campuran, tidak disajikan dalam urutan tetapi dalam bentuk sebaran yang
menyeluruh. Setiap siswa memulai dengan kerangka awal dan membuat responnya.
Respon ini menentukan kerangka selanjutnya yang akan dipelajari. Jika respon
benar yang diberikan oleh siswa maka siswa akan dipandu pada kerangka dengan
informasi tambahan ataupun informasi yang baru. Ketika sebuah respon yang benar
diberikan belum mampu diserap maka siswa akan dipandu untuk memperbaiki
informasi.[1]
Beberapa ahli pendidikan percaya bahwa dengan
menggunakan teks terprogram, tanpa memandang format khusus yang dilibatkan maka
akan memungkinkan untuk mengelabui siswa karena siswa dapat melihat dari depan
jawaban yang benar tanpa membaca informasi yang disajikan atau respon untuk
pertanyaan yang disikapi. Untuk mengantisipasinya siswa dimotivasi secukupnya
untuk menggunakan teks dalam cara yang benar. Argument lain mengatakan
bagaimanapun tidak akan menjadi masalah jika siswa memproses melalui program,
sepanjang mereka mempelajari isi yang penting.
b. Mesin Mengajar
Metode lain dari penyajian pembelajaran yang
terprogram dan yang dapat membantu untuk memberdayakan keberatan atas teks
terprogram adalah dengan menggunakan mesin mengajar. Sebuah mesin mengajar
merupakan sebuah alat atau system yang mekanis, elektrik, atau elektronik
dengan beberapa persyaratan yaitu : 1. Memungkinkan informasi untuk disajikan
dalam urutan yang logis dan teratur, 2. Membutuhkan catatan untuk merespon
siswa, 3. Menyajikan umpan balik dengan segera melalui pengidikasian respon
yang benar. Mesin mengajar sesungguhnya bukan mengajar. Mengajar tergantung
pada materi pembelajaran yang disajikan oleh mesin tersebut.
Ada beberapa jenis mesin mengajar yang
sederhana yaitu menggunakan materi mimeograph sampai
dengan komputer elektronik yang membutuhkan system program yang lengkap. Mesin
mengajar biasanya disediakan untuk program linier dalam membangun respon.
Inovasi terbaru mesin mengajar adalah mesin audio visual dan komputer. Mesin
ini sudah sangat sukses dalam mempersiapkan para pendidik yang akan
mengembangkan studi yang tergantung pada materi yang dipakai siswa.
Mesin mengajar terkompleks dan yang menggunakan
kecepatan tinggi adalah komputer. CAI atau pembelajaran dengan bantuan komputer
sangat berpotensi dalam meningkatkan ketersediaan program belajar yang
tergantung pada siswa. Pada CAI siswa berinteraksi dengan sebuah system
komputer yang berisi materi-materi yang telah terprogram. Ada tiga
CAI atau bentuk pembelajaran dengan bantuan komputer yaitu : 1. Latihan
praktek, 2. Perkuliahan, 3. Konvensional.
Bentuk latihan dan praktek dari CAI merupakan
bentuk tercanggih dari sebuah program linier. Siswa mengerjakan kerangka sebuah
program, jawaban atas pertanyaan tentang materi yang barusan dipelajari.
Bentuk ketiga adalah konvensional, sering guru menentukan buku sebagai satu-satunya sumber mata pelajaran.
Bahkan, pembelajaran yang berorientasi kepada kurikulum merupakan sumber utama.
Dengan demikian, penyempurnaan kurikulum, pada dasarnya adalah penyempurnaan
dan perubahan buku ajar. Akibatnya, ketika terjadi perubahan kurikulum, maka
selalu diikuti oleh perubahan buku pelajaran. Namun, dewasa ini ilmu
pengetahuan berkembang pesat, sehingga guru tidak hanya mengandalkan buku
sebagai sumber pembelajaran, tetapi juga bisa dengan menyajikan berbagai
pengetahuan mutakhir, majalah, koran, internet dan lain sebagainya.[2]
bentuk konvensional dibuat untuk siswa dalam
memutuskan sendiri bahwa mereka membutuhkan peninjauan ulang ekstra atau
praktek atau harapan untuk melangkahi beberapa materi. Hal ini memungkinkan
siswa menanyakan pertanyaan dari komputer. Biasanya, komputer mengetahui
perspektif putusan dan manyarankan keputusan dengan cepat, menjawab pertanyaan
yang baik, dan menjawab pertanyaan yang buruk dalam bentuk pertanyaan lain.
Karakteristik yang diharapkan dalam system konvensional yang dibuat dengan
menggunakan komputer adalah untuk:
1. Merespon
sebagian dari porsi percakapan sebelumnya dan menjawabnya dengan segera.
2. Menjawab
dengan suatu hal yang relevan.
3. Membuat
keputusan walaupun untuk menunda kesediaan.
4. Untuk
memberikan jawaban berdasarkan kompleksitas komputer.
5. Untuk
terlibat dalam interaksi verbal dengan menggunakan bahasa sehari-hari seperti
bahasa inggris.
6. Untuk
merespon dengan pertanyaan atau pernyataan setiap waktu.
7. Untuk
terlibat dalam interaksi nonverbal yang disertai dengan table-tabel, grafik,
gambar dan suara.
System konvensional harus dipersiapkan sehingga
siswa dapat menyelesaikan secara bebas, meliputi pembuatan nilai-nilai yang tak
relevan. Tujuan guru CAI dalam pemberian tekanan adalah membantu siswa secara
individual. Komputer melaksanakan peranan sebagai distributor atau informasi,
kebebasan guru berinteraksi pada berbagai tingkaan personal dengan siswa.
B.
Penggunaan Pembelajaran Terprogram
Pembelajaran terprogram seharusnya digunakan di
dalam kelas sebagai metoda yang afektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
belajar. Dalam menentukan metoda pembelajaran yang mana yang paling efektif,
maka kita harus mempertimbangkan karakteristik siswa, sasaran dari pelajaran,
materi pelajaran yang dibahas, waktu yang tersedia dan biaya yang
dipertimbangkan dari berbagai jenis metode pembelajaran.
Beda halnya dengan metode
pembelajaran agama islam yang sampai kini masih bercorak menghafal, mekanis,
dan lebih mengutamakan pengkayaan materi. Dilihat dari aspek kemanfaatan,
metode semacam ini kurang bisa memberikan manfaat yang besar. Sebab
metode-metode tersebut tidak banyak memanfaatkan daya nalar siswa. Ia terkesan
menjejali dan memaksakan materi pelajaran dalam waktu singkat yang mungkin
tidak sesuai dengan kondisi fisik dan psikis siswa, sehingga proses
pembelajaran cenderung kaku, statis, monoton, tidak dialogis dan bahkan
membosankan. Akhirnya, siswa menjadi tidak kreatif dan kritis dalam belajar.
Metode yang demikian hanya mengantar anak didik mampu mengetahui dan memahami
sebuah konsep, sementara internalisasi nilai belum dapat dilakukan dengan baik.[3]
Hal ini bukanlah sebuah keputusan yang mudah.
Ini dapat didemonstrasikan dalam pembelajaran yang terprogram yang dapat
digunakan pada sebahagian besar materi pengajaran. Siswa juga dapat diajarkan
informasi yang bersifat kognitif seperti defenisi begitu pula dengan
keterampilan psikomotor seperti penggunaan berbagai alat-alat tukang.
Bagaimanapun pembelajaran yang terprogram akan sangat efektif jika digunakan
pengajaran materi kognitif.
Materi terprogram biasanya digunakan pada
setting pendidikan formal seperti di dalam kelas dan di laboratorium atau dapat
juga di dalam setting informal seperti di rumah siswa. Pada setting formal,
pembelajaran terprogram dapat digunakan sebagai dasar metode belajar atau dapat
juga digunakan dengan metode pembelajaran yang lain seperti diskusi dan
demonstrasi. Penggunaan materi terprogram memungkinkan kita untuk mengganti
pemberian salah satu materi dalam panduan, menganalisa hasil belajar dan
perkuliahan siswa.
Siswa dalam setting formal biasanya mempunyai
seorang guru yang bersedia untuk membantu siswa dalam meninjau ulang materi
pelajaran yang telah selesai diajarkan atau mempersiapkan materi yang akan
diajarkan. Materi terprogram dapat menjadi “tutor” privat dalam meninjau ulang
tujuan atau memperkenalkan mata pelajaran penting dalam sebuah materi. Materi
terprogram ini juga digunakan dalam memperbaiki tugas-tugas bagi siswa yang
membutuhkan bantuan ekstra atau untuk mengakselerasikan siswa yang berkualitas
tinggi.
Disini dapat dilihat bahwa materi terprogram
akan mungkin menjadi efektif jika :
1. Menyajikan
sebuah unit pelajaran bagi siswa di dalam kelas.
2. Melengkapi
pembelajaran siswa yang punya kesulitan atau untuk siswa akselerasi.
3. Menyajikan
materi yang “ketinggalan” bagi siswa yang terlambat masuk atau yang absen.
4. Menyajikan
sebuah pengertian penawaran “materi pelajaran tambahan” atau tugas untuk di
rumah.
5. Memotivasi
siswa khususnya dalam minat, kemampuan belajar melalui pemahaman ini.
C.
Pemilihan Materi Terprogram
Ketika kita memutuskan untuk memilih
pembelajaran terprogram sebagai metode yang paling efektif dalam capaian tujuan
khusus, maka materi yang akan digunakan tersebut harus dipilih terlebih dahulu.[4]
Materi terprogram tidak disediakan untuk seluruh wilayah materi pelajaran
khusus. Untuk memilih materi pembelajaran yang sesuai, maka pertimbangkanlah
factor-faktor berikut dengan seksama :
1.
Apakah materi dipersiapkan oleh personal yang
mempunyai reputasi dan autoritatif?
2.
Apakah materi disajikan dalam hubungan kerja
yang berkualitas?
3.
Apakah capaian tujuan secara khusus diperjelas?
4.
Apakah materi membahas hal yang didinginkan
oleh wilayah isi?
5.
Apakah materi terbebas dari bias etnik, sek dan
ras dan isi yang tak diinginkan lainnya.
6.
Apakah isi materi adalah informasi yang akurat
dan terbaru?
7.
Apakah materi memberikan sejumlah waktu yang
memadai untuk penyelesaian?
8.
Apakah materi terlihat efektif dalam sebuah
pengujian bidang yang valid?
9.
Apakah materi berharga memiliki biaya dalam
nilai-nilai belajar?
10. Apakah materi
yang cocok untuk tingkatan kemampuan siswa?
11. Apakah isi
mencerminkan kebutuhan dan kemampuan siswa?
12. Apakah materi
sesuai dengan penggunaan fasilitas labratorium dan kelas yang tersedia?
13. Apakah materi
memberikan aktivitas belajar yang sesuai dengan tujuan pelajaran dan unit?
14. Apakah isi
materi disertai dengan contoh-contoh dan ilustrasi?
Setelah pemilihan materi terprogram yang
berkualitas, maka selanjutnya kita harus cerdas melengkapi isi materi. Anda
harus melakukan persiapan untuk merespon komentar atau jawaban siswa yang
terfokus pada isi, untuk memandu siswa dalam penggunaan materi yang baik dan
membuat ketersediaan materi dan peralatan yang ada.
D.
Penggunaan Materi Terprogram
Ketika materi dipilih dan kita telah kenal
dengan isinya maka kita harus bersiap-siap untuk menggunakannya dalam setting
belajar. Langkah pertama adalah mengatur setting fisik pada awalnya yang
dibutuhkan dalam aktivitas belajar. Seluruh materi dan peralatan yang
dibutuhkan dalam aktivitas belajar haruslah dirancang terlebih dahulu. Peralatan
harus di set terlebih dahulu sesuai dengan rekomendasi yang disarankan oleh
pabrik.
Setelah lingkungan dipersiapkan, maka kita
harus menjelaskan penggunaan materi terprogram ini pada siswa kita. Bagian dari
penjelasan ini, adalah perbedaan antara materi belajar konvensional atau teks
book dan materi terprogram yang harus didiskusikan. Caranya adalah setelah
materi terprogram diperoleh dan ditinjau ulang untuk merespon pelajaran melalui
demonstrasi diberikan, khususnya jika mesin mengajar juga dilibatkan. Sebagai
tambahan, penggunaan pendahuluan, peninjauan ulang, ringkasan, uji-diri, dan
komponen serta kelengkapan program lainnya harus juga dijelaskan.
Siswa
harus mengetahui bahwa belajar materi terprogram, sangat berbeda dengan
aktivitas belajar kelompok biasa di dalam kelas. Mereka harus memahami bahwa
memahami bahwa mereka akan bekerja dengan materi secara sendiri-sendiri bukan
dalam interaksi kelompok. Jika teks terprogram digunakan, maka siswa harus
diberikan informasi tentang jawaban yang benar yang dihasilkan.
E. Keunggulan dan
Kekurangan Pembelajaran yang Terprogram.
Keunggulan.
1. Program
dapat berjalan sendiri, sehingga memungkinkan bagi setiap siswa untuk terus
maju melalui urutan kerangka yang sesuai dengan kecepatan siswa masing-masing.[5]
2. Guru dibebaskan
dari rutinitas dan penguasaan latihan tugas-tugas dalam aktifitas kreatif dan
interpersonal guru dengan siswanya.
3. Program
dapat digunakan untuk mengajarkan berbagai keterampilan.
4. Materi
terprogram adalah sangat efisien sehingga hal yang bertele-tele harus
dihilangkan, dan hanya informasi yang penting dalam mencapai tujuan yang
diutamakan.
5. Informasi
yang disajikan diatur dan diurutkan secara individual.
6. Program
berdasarkan pada teori-teori yang dapat diterima oleh para pendidik dan para
psikolog.
7. Penguasaan
materi, siswa, suatu orientasi dan motivasi dapat mempelajari secara bebas baik
dalam setting pendidikan formal maupun non formal.
8. Guru
tunggal dapat memantau dan membantu siswa secara individual yang sedang
mengerjakan berbagai program dalam beberapa waktu.
9. Belajar lebih
berkualitas bagi semua siswa karena kemajuan secara individu terkontrol dengan
baik.
10. Kesalahan
rata-rata relative rendah karena sebahagian besar materi terprogram adalah
sebuah alat motivasional yang berguna khususnya bagi siswa yang lambat.[6]
Kekurangan
1. Materi
dalam pembelajaran terprogram tidak dapat dipakai oleh guru apabila tidak
dilatih atau fasilitas pendidikan atau fasilitas yang baik.
2. Program
tidak dapat memecahkan masalah pendidikan karena ruangan kelas yang terlalu
padat dalam pembelajaran terprogram.
3. Program
tidak dapat digunakan dengan sukses dalam ruang kelas kalau masih ada gab
antara guru dengan siswa.
4. Pembelajaran
yang efektif tidak dapat diberikan kecuali jika materi dipersiapkan dan diuji
dengan baik.
5. Beberapa
orang siswa akan menjadi bosan setelah bekerja dengan materi terprogram selama
jangka waktu yang relative lama.
6. Masalah
administrative seperti penjadwalan mungkin akan timbul ketika siswa menggunakan
materi terprogram dan menyelesaikan pada waktu yang berbeda dari yang telah
dijadwalkan dalam pelatihan pengurutan seperti sebuah pengaruh kelompok.
7. Pendidik
yang menggunakan materi terprogram dalam seting belajar harus dilatih dalam
menggunakan materi dan dalam manajemen kelas.
8. Pemilihan
materi yang berkualitas yang akan sesuai dengan kurikulum adalah pekerjaan yang
sukar.
9. Biaya-biaya
yang dilibatkan dalam memperoleh materi terprogram, penyiapan guru untuk
menyiapkan materi dan untuk mengevaluasi materi.
10. Jumlah
program berkualitas yang disajikan sangat terbatas dalam beberapa wilayah dan
isi yang meliputi wilayah program terbatas pada pendidikan kejuruan.
[4] Iskandar dan
Muhtar. Desain Pembelajaran Berbasis
Teknolpgi Informasi dan Komunikasi (sebuah Orientasi Baru). Jakarta :Gang Press
(GP) Persada, 2010
SOCIALIZE IT →