Setelah istirahat
waktu dengan cepat berlalu begitu saja, aku hanya memandangi keajaiban dunia
dan hanya sayup-sayup terdengar suara bapak ibu guru, yang menerangkan
pelajaran kepada murid-muridnya tersayang. Dan bel pulang sekolahpun berbunyi,
jam di dalam kelas menunjukkan jarum pendek berada di antara angka 12 dan 1
sedangkan jarum panjang berada di angka 9. Tetapi sebenarnya sekarang jam setengah
1.
Memang jam di
dalam kelas kami berbeda dengan jam sekolah karena jam di kelas kami lebih
cepat 15 menit di bandingkan dengan jam sekolah, pelakunya adalah adit tetapi
dalangnya adalah aku. Teman-teman kelasku tidak ada yang protes, hanya ketua
kelasku yang sedikit keberatan setelah aku mengusulkan ide penipuan waktu ini. Tetapi setelah ku jelaskan
bahwa korupsi waktu ini tidak setiap hari tetapi hanya pada hari-hari tertentu
saja. Dan dia menerimanya.
Dan rencana ini
cukup berhasil, karena banyak bapak ibu guru yang menurutku membosankan tertipu
dengan jam yang berada di dalam kelas kami. Selama ini rencana kami masih
lancar dan belum ada yang complain, entah sebentar lagi mungkin akan ketahuan.
Pernah nisa,
cewek jadi-jadian itu bertanya padaku kenapa aku punya ide yang sedikit gila
ini. “apaan sih lang, untuk apa nyepetin jam segala?” tanyanya saat aku
mengumumkan ideku ini di depan kelas. “tante nisa’, ini untuk kebaikan semua”
jawabku manis. “halah, paling untuk kebaikanmu”. Sahutnya dengan nada
memprotes. “hehe, iya juga sih. Tapi kan imbasnya untuk kalian juga. Kita akan
mempercepat jam kelas di hari-hari tertentu saja. Jadi, kita catat hari apa
saja itu. Gimana?” tanyaku untuk mengetahui pendapat teman-temanku. Teman-temanku
sedikit berpikir dan ribut masing-masing. “aku setuju” terdengar teriakan di
antara keributan teman-temanku. Aku hanya tersenyum, di memang teman karibku. Setelah
itu suasana tenang kembali. “baiklah, yang setuju angkat tangan?” tanyaku lagi.
Dan akhirnya semua teman-temanku mengangkat tangan, Kecuali 3 anak.
“sebentar, aku setuju tetapi dengan syarat”. Tiba-tiba
ada yang menyela. “silahkan, lanjutkan tuan krisna”. Jawabku sambil tersenyum. “karena
menurutku tidak ada guru yang membosankan dan tidak ada pelajaran yang
menyulitkan, aku meminta jangan terlalu sering untuk merubah jamnya”. Jawabya dengan
bersemangat. Dia memang selalu bersemangat jika perhatian tertuju padanya. Krisna
adalah anak yang seorang pejabat yang cukup terpandang di daerah kami, jadi
mungkin darah itu yang menurun kepadanya. Meskipun sedikit arogan dia cukup
pinta di kelas kami dan selalu masuk di ranking 5 besar.
“baiklah, jadi
saya anggap ide ini di sepakati bersama”. Jawabku menyimpulkan. “selanjutnya, korupsi
waktu ini saya serahkan kepada bapak ketua kelas”. Akupun kembali ke bangkuku. “makasih
dit..” ujarku setelah duduk. Ketua kelas kamipun maju merencanakan jadwal
waktu. Namanya wito, suwito joyonegoro lengkapnya. Seorang anak yang sederhana
menurutku. Dia sibuk menjadwal, padahal aku melihat tadi dia diantara 3 anak
yang tidak mengangkat tangan, bersama dengan krisna dan tentu saja nisa’.
Tidak lama
kemudian telah di tentukan bahwa jadwal mempercepat jam kelas adalah 3 hari
yaitu senin, selasa dan kamis. Dan itulah hasilnya. Itu terjadi beberapa bulan
yang lalu saat kami baru naik kelas 3.
Setelah teman-teman
keluar kelas, akupun pulang dan memutuskan berjalan kaki. Ternyata saat keluar
sekolah langit sudah mendung . . .
Bersambung
. . .
SOCIALIZE IT →