A.
PENGERTIAN
Menurut Ardhana12
(dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses
mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan
satuan uraian dasar.
Menurut Taylor,
(1975: 79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha
secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang
disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis.
Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan
pengorganisasian data sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan
analisis data. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan bahwa
analisis data merupakan proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang didasarkan oleh data.
B.
JENIS-JENIS
ANALISIS
DATA
Analisis data merupakan salah
satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian.
Hal ini disebabkan, data akan menuntun kita ke arah temuan ilmiah, bila
dianalisis dengan teknik-teknik yang tepat. Data yang belum dianalisis masih
merupakan data mentah. Dalam kegiatan penelitian, data mentah akan memberi
arti, bila dianalisis dan ditafsirkan.
Dalam
rangka analisis dan interpretasi data, perlu dipahami tentang keberadaan data
itu sendiri. Secara garis besar, keberadaan data dapat digolongkan ke dalam dua
jenis, yaitu :
- Data bermuatan kualitatif
Data
bermuatan kualitatif disebut juga dengan data lunak. Data semacam ini diperoleh
melalui penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, atau penilaian
kualitatif. Keberadaan data bermuatan kualitatif adalah catatan lapangan yang
berupa catatan atau rekaman kata-kata, kalimat, atau paragraf yang diperoleh
dari wawancara menggunakan pertanyaan terbuka, observasi partisipatoris, atau
pemaknaan peneliti terhadap dokumen atau peninggalan. Untuk memperoleh arti
dari data semacam ini melalui interpretasi data, digunakan teknik analisis data
kualitatif, seperti yang telah diuraikan pada bab di atas.
- Data bermuatan kuantitatif
Keberadaan data bermuatan kuantitatif adalah angka-angka (kuantitas), baik
diperoleh dari jumlah suatu penggabungan ataupun pengukuran. Data bermuatan
kuantitatif yang diperoleh dari jumlah suatu penggabungan selalu menggunakan
bilangan cacah. Contoh data seperti ini adalah angka-angka hasil sensus,
angka-angka hasil tabulasi terhadap jawaban terhadap angket atau wawancara
terstruktur. Adapun data bermuatan kuantitatif hasil pengukuran adalah
skor-skor yang diperoleh melalui pengukuran, seperti skor tes prestasi belajar,
skor skala motivasi, skor timbangan, dan semacamnya.
C.
TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data ada dua,
yaitu teknik analisis data kuantitatif dan teknik analisis data kualitatif.
Teknik analisis data kuantitatif berbeda dengan kualitatif.
1. Teknik Analisis data kuantitatif
Analisis data dalam kuantitatif menggunakan pendekatan statistik.
Dalam teknik analisis data menggunakan statistik, terdapat dua macam
statistik yang digunakan yaitu statistik deskriptif dan inferensial.
Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan non parametris.
a.
Statistik
deskriptif
Statistik deskreptif adalah statistik
yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul. Yang termasuk dalam statistik
deskriptif antara lain distribusi frekuensi, distribusi persen dan pengukuran
tendensi sentral.
Tabel distribusi frekuensi yaitu menggambarkan pengaturan
data secara teratur didalam suatu tabel. Data diatur secara berurutan sesuai
besar kecilnya angka atau digolongkan didalam kelas-kelas yang sesuai dengan
tingkatan dan jumlah yang sesuai didalam kelas.
Contoh tabel
distribusi frekuensi :
Apakah Saudara
pernah belanja di Supermarket?
Jawaban
|
Frekuensi
|
Pernah
|
110
|
Tidak Pernah
|
90
|
Jumlah
|
200
|
Artinya : ada sebanyak 100
individuyang memilih ”pernah” bebelanja di supermarket dan 90 yang memilih
”tidak pernah” berbelanja di supermarket.
Distribusi persen Adalah
pengaturan data yang dihitung dalam bentuk persen. Cara memperoleh frekuensi relatif
ialah :
Frekuensi
masing-masing individu x 100%
jumlah frekuensi
Umur
|
Frekuensi
|
Presentase
|
< 25
|
121
|
37%
|
26-30
|
59
|
18%
|
31-40
|
83
|
25%
|
>40
|
66
|
20%
|
Jumlah
|
329
|
100%
|
Artinya : ada sebanyak 37%
responden berusia <25 tahun, 18% berusia antara 26-30 tahun dan seterusnya.
b.
Frekuensi kumulatif
Adalah frekuensi yang dihitung secara meningkat kaeatas
dari frekuensi yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi.
Contoh
Penghasilan
perbulan
|
frekuensi
|
Frekuensi
kumulatif
|
Rp
500.000-1.000.000
|
10
|
50
|
>1.000.000-1.500.000
|
15
|
40
|
>1.500.000-2.000.000
|
20
|
25
|
>Rp
2.000.000-2.500.000
|
5
|
5
|
Jumlah
|
50
|
120
|
Pengukuran
Tendensi sentral
Cara lain menggambarkan
statistik deskriptif ialah dengan menggunakan tendensi sentral. Contoh bilangan
tendensi sentral ialah mean (rata-rata), median dan mode. Tendensi sentral
berguna untuk menggambarakan bilangan yang dapat mewakili suatu kelompok
bilangan tertentu.
v Mean
Dapat dicari dengan menjumlahkan semua nilai kemudian
dibagi dengann banyaknya individu. Rumusnya
Dimana M = mean; X = jumlah data dan N = jumlah individu Contoh:
Ada 5 orang dengan penghasilan sbb:
Individu
|
Penghasilan dalam
ribuan (Rp.)
|
A
B
C
D
E
|
100
125
140
150
175
|
N = 5
|
å X = 690
|
v Mode
Mode merupakan nilai yang jumlah frekuensinya paling
besar. Untuk mencari nilai mode dapat dilihat pada jumlah frekuensi yang paling
besar.
Contoh :
Nilai
|
Frekuensi
|
60
65
66
70
72
75
80
85
|
5
6
7
15
2
6
8
10
|
v Median
merupakan nilai tengahyang membatasi setengah frekuensi
bagian bawah dan setengah frekuensi bagian atas.
Nomor
|
Nilai
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
|
60
65
70
75
85
80
81
79
77
|
85 adalah median yang
membagi empat nilai diatasnya dan empat nilai di bawahnya.
c. Statistik inferensial
Statistik inferensial, (sering juga disebut statistik induktif
atau statistik probabolitas )
adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan
hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila
sampel diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel dari
populasi itu dilakukan secara random.
Statistik ini disebut statistik probabilitas, karena
kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu
kebenarannya bersifat peluang (probability). Suatu kesimpulan dari data sampel
yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan
kebenarannya (kepercayaan) dan yang dinyatakan dalam bentuk prosentase. Bila
peluang kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%, bila peluang kesalahan 1%,
maka taraf kepercayaan 99%. Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut
dengan taraf signifikansi.
d.
Statistik
Parametris dan Nonparametris
Pada statistik parametris digunakan untuk menguji parameter
populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel.
Dalam ststistik hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol, karena tidak
dikehendaki adanya perbedaan antara parameter populasi dan statistik (data yang
diperoleh dari sampel). Statistik nonparametris tidak menguji parameter
populasi, tetapi menguji distribusi.
Penggunaan
statistik parametris dan nonoparametris tergantung pada asumsi dan jenis data
yang akan dianalisis. Statistik parametris kebanyakan digunakan untuk
menganalisis data interval dan rasio, sedangkan statistik nonparametris
kebanyakan digunakan untuk menganalisis data nominal, ordinal. Dalam tabel
terlihat bahwa statistik parametris digunakan untuk menganalisis data interval
dan rasio, dan nonparametris digunakan untuk data nominal dan ordinal. Jadi
untuk menguji hipotesis dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan
statistik, ada dua hal utama yang harus diperhatikan yaitu macam data dan
bentuk hipotesis yang diajukan.
v Teknik analisis statistik parametrik
Teknik analisis statis meliputi korelasi pearson (Pearson Product Moment Correlation),
korelasi spearman, dan uji T.
Korelasi Pearson (Pearson Product Moment Correlation)
Kegunaan : menentukan hubungan
antara dua variable yang berskala interval (skala yang menggunakan angka
sebenarnya), korelasi ini termasuk kedalam uji statistik parametrik. Besarnya
korelasi 0-1. korelasi dapat berupa positif yang artinya searah jika variabel
besar maka variabel kedua juga besar pula. Korelasi negatif (berlawanan arahj
ika variabel pertama besar maka variabel kedua kecil). Patokan hasil perhitungan
korelasi sbbg :
< 0,20 : hubungan dapat dianggap
tidak ada
< 0,20-0,40 : hubungan ada tetapi rendah
< 0,40-0,70 : hubungan cukup
> 0,70-0,90 : hubungan tinggi
> 0,90-1,00 : hubungan sangat tinggi
RUMUS
1
Uji T
Kegunaan : Uji T digunakan
untuk membandingkan rata-rata dua populasi dengan data yang berskala interval.
Contoh kasus :
Peneliti ingin membandingkan dua kelompok pekerja. Kelompok A
merupakan pekerja yang berpengalaman sedangkan kelompok B belum berpengalaman,
jumlah masing-masing kelompok 10 orang.
Hipotesis :
Hipotesis penelitian : ada perbedaan rata-rata antara
kedua kelompok pekerja.
Hipotesis
operasional :
a.
H0 : tidak ada perdedaan
rata-rata antara kedua kelompok pekerja tersebut.
b.
H1 : ada perbedaan rata-rata antara kedua kelopok pekerja
tersebut.
Hipotesis statistik :
a)
H0 : ¼ 1= ¼ 2
b)
H1 : ¼ 1. ¼ 2
RUMUS untuk sampel bebas
H0 : ¼ 1= ¼ 2
H1 : ¼ 1. ¼ 2
Dimana :
X1= pengukuran karakteristik kelompok 1
X2= pengukuran karakteristik kelompok 2
H0 diuji dengan
rumus sebagai berikut :
Dimana :
x1 dan x2= rata-rata sampel kelompok 1 dan 2
S1² dan S2²=
varian rata-rata/ estimasi varian populasi S²
n1 dan n2 = ukuran sampel kelompok 1 dan 2
RUMUS untuk sampel tergantung:
a.
Hipotesis statistik
·
H0 : p1 - p2 = 0
·
H1 : p1 + p2 = 0
b.
Mencari t tabel
·
Hitung DF = (jumlah pasangan – 1) atau 10 – 1 = 9
·
Tentukan a sebesar 0.05
·
t tabel: 2,262
c.
Hitung dengan rumus
v Teknik analisis statistik non parametrik
·
Korelasi
Spearman (Spearman Rank Order Correlation)
Kegunaan : korelasi spearman
berfungsi untuk menentukan besarnya hubungan dua variable (gejala) yang
berskala ordinal atau tata jenjang. Biasanya data yang dianalisis adalah angka
yang berjenjang misalnya 1, 2, 3, 4, 5. Angka tersebut hanya simbol saja. Oleh
karena itu, korelasi ini termasuk uji statistik non parametrik.
Contoh :
Perusahaan iklan ingin mengetahui jenis iklan apa yang
paling disukai yang ditayangkan di televisi dan radio dan apakah ada korelasi
atau hubungan antara iklan di televisi dan di radio.
Rumus :
·
Chi
Square
Kegunaan : untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara variable bebas dengan variable tergantung,
Syarat untuk
menggunakan chi square maka data harus berskala nominal.
Contoh kasus :
Sebuah perusahaan baju wanita ingin melakukan penelitian
mengenai hubungan antara kontras suara dan keputusan membeli baju. Kita akan
mencari apakah ada hubungan atau tidak antara variabel kontras warna dengan
keputusan membeli baju.
2. Teknik Analisis data kualitatif
Teknik analisis data kualitatif dilakukan dari sebelum penelitian, selama
penelitian, dan sesudah penelitian.
a.
Teknik
analisis sebelum di lapangan
Penelitian kualitatif telah melakukan analisis
data sebelum peneliti memasuki lapangan. Focus penelitian ini masih bersifat sementara dan berkembang setelah
memasuki dan selama di lapangan.
b. Teknik
analisis selama di lapangan model Miles dan Huberman
Analisis data dalam penelitian
kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah
selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Analisis data ini dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas hingga
datanya sudah jenuh.
Analisis
data dilakukan melalui 3 tahap, yaitu :
1) Data
Reduction (Reduksi Data)
Reduksi
data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang
penting, dicari pola dan temanya.
Misal pada
bidang pendidikan, setelah peneliti memasuki setting sekolah sebagai tempat
penelitian, maka dalam meraduksi data peneliti akan memfokuskan pada murid yang
memiliki kecerdasan tinggi dengan mengkatagorikan pada aspek gaya belajar,
perilaku social, interalsi dengan keluarga dan lingkungan.
2) Data
Display (penyajian data)
Data display
berarti mendisplay data yaitu menyajikan data dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar katagori, dsb. Menyajikan data yang sering digunakan
dalam penelitian kualitatif adalah bersifat naratif. Ini dimaksudkan untuk
memahami apa yangterjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
dipahami.
3) Conclusion
Drawing / Verification
Langkah
terakhir dari model ini adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
dalam penelitian mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak
awal namun juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian
kualitatif masih bersifat sementara dan berkembang setelah peneliti ada di
lapangan. Kesimpulan penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum ada yang berupa deskripsi atau gambaran yang sebelumnya belum
jelas menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal / interaktif dan hipotesis /
teori.
c.
Teknik
analisis data menurut Spradley
Spradley 91980) membagi analisis
data penelitian kualitatif berdasarkan tahapan dalam penelitian kualitatif.
Tahapan
penelitian ini adalah :
1)
Memilih situasi sosial
2)
Melaksanakan observasi
partisipan
3)
Mencatat hasil
observasi dan wawancara
4)
Melakukan onbservasi
deskriptif
5)
Melakukan analisis
domain
6)
Melakukan observasi
terfokus
7)
Melaksanakan analisis
taksonomi
8)
Melakukan observasi
terseleksi
9)
Melakukan analisis
komponensial
10) Melakukan
analisis tema
11) Temuan
budaya
12) Menulis
laporan penelitian kualitatif
Tahapan
dalam analisis data penelitian kualitatif ini berangkat dari luas, memfokus dan
meluas lagi. Analisis domain adalah langkah pertama yaitu memperoleh gambaran
umum dan menyeluruh dari objek penelitian / situasi social. Analisis taksonomi
adalah mencari bagaimana domain yang dipilih itu dijabarkan menjadi rinci.
Selanjutnya analisis komponensial adalah mencari perbedaan yang spesifik setiap
rincian yang dihasilkan dari analisis taksonomi. Dan terakhir adalah analisis
tema, yaitu mencari hubungan anatara domain dan bagaimana hubungannya dengan
keseluruhan selanjutnya dirumuskan dalam tema / judul penelitian.
D.
LANGKAH-LANGKAH
ANALISIS DATA
Secara garis besar, analisis data meliputi 3 langkah,
yaitu :
1. Persiapan
Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain :
a.
Mengecek
nama dan kelengkapan identitas pengisi.
b.
Mengecek
kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrument pengumpulan data (termasuk
pula kelengkapan lembarann instrument barangkali ada yang terlepas ataupun
sobek)
c.
Mengecek
macam isian data. Jika didalam instrument termuat atau beberapa item yang diisi
“tidak tahu” atau isian lain bukan yang dikehendaki peneliti, padahal isian
yang diharapkan tersebut merupakan variabel pokok, maka item perlu didrop.
Apa yang dilakukan
dalam langkah persiapan ini adalah memilih data sedemikian rupa sehingga data
yang terpakai saja yang ditinggal. Langkah persiapan ini dimaksudkan untuk
merapikan data agar bersih, rapi dan tinggal mengadakan pengolahan lanjutan
atau menganalisis.
2.
Tabulasi
Tabulasi
merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden dengan cara tertentu.
Tabulasi juga dapat digunakan untuk menciptakan statistik deskriptif
variabel-variabel yang diteliti.
G.E.R. Burroughas mengemukakan klasifikasi analisis data sebagai berikut :
a. Tabulasi
data (the tabulation of the data).
b. Penyimpulan
data (the summarizing of the data).
c. Analisis
data untuk tujuan testing hipotesis.
d. Analisis
data untuk tujuan data penarikan kesimpulan.
Termasuk kedalam kegiatan tabulasi ini antara lain :
v Memberikan skor (scoring)terhadap item-item yang perlu
diberi skor.
Misalnya : tes, angket bentuk pilihan ganda, rating
scale, dsb.
v
Memberikan
kode terhadap item-item yang tidak diberi skor.
Misalnya :
1.
Jenis
kelamin:
Ø laki-laki diberi kode 1
Ø
Perempuan
diberi kode 0
2.
Tingkat
pendidikan:
Ø
Sekolah
Dasar diberi kode 1
Ø
Sekolah
Menengah Pertama diberi kode 2
Ø
Sekolah
Menengah Atas diberi kode 3
Ø
Perguruan
Tinggi diberi kode 4
v
Banyaknya
penataran yang pernah diikuti dikelompokkan dan diberi kode atas :
1)
Mengikuti
lebih dari 10 kali, diberi kode 1
2)
Mengikuti
antara 1 s.d. 9 kali, diberi kode 2
3)
Tidak
pernah mengikuti penataran diberi kode 0
Mengubah jenis
data, disesuaikan atau dimodifikasikan dengan teknik analisis yang akan
digunakan yaitu, Memberikan kode (coding) dalam hubungan dengan pengelolaan
data jika akan menggunakan computer. Dalam hal ini pengolahan data memberikan
kode pada semua variabel, kemudian mencoba menentukan tempatnya di dalam coding
sheet (coding form), dalam kolom beberapa baris ke berapa. Apabila akan
dilanjutkan, sampai kepada petunjuk penempatan setiap variabel pada kartu kolom
(punc cord). Contoh
pedoman pengkodean untuk penelitian tentang buku catatan murid adalah sebagai
berikut :
X1.
Kepandaian Murid
Pandai 1.= nilai rata-rata (kolom 02)
Pandai 2.= nilai bahasa Indonesia (kolom 03)
Pandai 3.= frekuensi tidak naik kelas
X2. Latar belakang orang tua
Pendidikan orng tua = pendidikan orang tua (kolom 06 +
07)
Pekerjaan orang tua = pekerjaan orang tua (kolom 07 +08)
Dukungan = pemberian buku dengan segera (kolom 09)
X3.
Kepedulian guru terhadap catatan
X4.
Kepedulian orang tua trhadap catatan
3. Penerapan
data sesuai dengan pendekatan penelitian.
Maksud rumusan yang dikemukakan dalam bagian bab ini adalah pengolahan data
yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada,
sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil. Untuk mempermudah
cara mengikuti uraian pengolahan data, akan disajikan dengan sistematika yang
te;lah disajikan dengan sistematika yang telah dikemukakan dalam bab
sebelumnya, mengenai jenis-jenis permasalahan.Sebagai tambahan penjelasan, yang
dimaksud dengan cara yang dterapkan dalam perhitungan adalah data yang
disesuaikan dengan jenis data yakni diskrit, ordinal, interval, dan ratio.
Bagi peneliti yang menyukai statistik, bab ini menyajikan
barbagai rumus yang dapat digunakan untuk mengolah data. Apabila peneliti
berkeinginan untuk menggunalan jasa computer, dan tinggalmenunggu hasilnya.
namun meskipun eneliti harus tetap mencermati rumus-rumus yang disajikan,
sehunga apabila akan maju tidak ragu-ragu.
Analisis data
penelitian deskriptif
Data kuantitatif yang dikumpulkan dalam penelitian
korelasional, komparatif , atay eksperimen diolah dengan menggunakan
rumus-rumus statistik yang sudah disediakan ,baik secara menual maupun
menggunakan jasa computer. Apapun jenis penelitianya, riset deskriptif yang
bersifat eksploratif caranya dapat sama saja karena data yang diperoleh
wujudnya sama. Yang berbeda adalah cara menginterpretasikan data dan mengambil
kesimpulan. Apabila datanya telah terkumpul, maka diklasifikasikan menjadi dua
kelompok data, yaitu data kuantitatif (angka-angka) dan kualitatif (kata-kata
atau simbol).
E. MENGINTERPRETASIKAN
HASIL ANALISIS DATA
Penafsiran atau interpretasi tidak lain dari pencarian pengertian yang
lebih luas tentang penemuan-penemuan. Penafsiran data tidak dapat dipisahkan
dari analisis, sehingga sebenarnya penafsiran merupakan aspek tertentu dari
analisis, dan bukan merupakan bagian dari analisis.
Berikut
ini beberapa pengertian penafsiran data, menurut Moh. Nazir (2005) :
1) Penafsiran adalah penjelasan yang terperinci tentang arti
yang sebenarnya dari materi yang dipaparkan.
Data yang telah dalam bentuk tabel, misalnya, perlu
diberikan penjelasan ytang terperinci dengan cara :
v untuk menegakkan keseimbangan suatu penelitian, dalam
pengertian menghubungkan hasil suatu penelitan dengan penemuan penelitian
lainnya.
v untuk membuat atau menghasilkan suatu konsep yang
bersifat menerangkan atau menjelaskan.
Misalnya, suatu penelitian tentang efektivitas beberapa
jenis pupuk di suatu lapangan percobaan telah dilakukan di Aceh. Penafsiran
diberikan terhaddap data percobaan tersebut dengan cara membandingkannya dengan
performance dari jenis pupuk di
tempat lain. Bagaimana pengaruh pupuk tersebut djika perlakuan diadakan di
dataran tinggi di luar Aceh? Bagaimana penemuan tentang pupuk tersebut di
daerah tropis lainnya? Mengapa berbeda denagn hasil penelitian di Filipina
misalnya, dengan penelitian di Jawa Timur dan sebagainya.
2) Penafsiran dapat menghubungkan suatu penemuan studi
exsploratif menjadi suatu hipotesis untuk suatu percobaan yang lebih teliti
lainnya.
Misalnya, seorang peneliti sesang mempelajari sikap dari
para transmigran yang berasal dari Jawa Timur, Bali terhadap penduduk setempat
di Aceh, maka dari data penelitian di Aceh perlu dibuat penafsiran untuk
menyajikan kesinambungan penemuan tentang pengaruh pergaulan pribadi antara
anggota transmigran dari kelompok sosial yang berbeda tersebut di daerah lain,
misalnya di Sulawesi dengan penemuan di Aceh.
3)
Penafsiran
berkehendak untuk membangun suatu konsep yang bersifat menjelaskan (exsplanatory concept)
Misalnya, dalam penelitian mengenai transmigran di Aceh
seperti tersebut di atas, peneliti ingin mengadakan deduksi tentang proses
dimana hubungan pribadi mempengaruhi sikap transmigran di Aceh. Data
memperlihatkan bahwa para transmigran yang berintegrasi lebih erat dengan
orang-orang Aceh memperlihatkan sikap yang lebih baik, atau memperlihatkan
sikap yang besar. Peneliti harus membuat penafsiran dari hubungan di atas
dengan mengadakan deduksi terhadap proses yang menyebabkan terjadinya hubungan
pribadi telah mempengaruhi sikap transmigran. Jika analisis, misalnya
memperlihatkan bahwa perbedaan sikap terhadap para tranmigran yang telah lebih
dahulu mempunyai pengalaman dengan orang Aceh atau yang pernah membaca
buku-buku tentang Aceh peneliti dapat menafsirkan bahwa pergaulan mengubah
sikap dengan menghilangkan atau menghapuskan stereotipe.
Untuk itu, penafsiran data sangat penting kedudukannya
dalam proses analisis data penelitian karena kualitas analisis dari suatu
peneliti sangat tergantung dari kualitas penafsiran yang diturunkan oleh
peneliti terhadap data.
Stringer
(dalam Sukmadinata, 2009) mengemukakan beberapa teknik menginterpretasikan
hasil analisis data kualitatif.
1)
Memperluas
analisis dengan mengajukan pertanyaan. Hasil analisis mungkin masih miskin dengan
makna, dengan pengajuan beberapa pertanyaan hasil tesebut bisa dilihat
maknanya. Pertanyaan dapat berkenaan dengan hubungan atau perbedaan antara
hasil analisis, penyebab, aplikasi dan implikasi dari hasil analisis.
2)
Hubungan
temuan dengan pengalaman pribadi. Penelitian tindakan sangat erat kaitanya
dengan pribadi peneliti. Temuan hasil analisis bisa dihubungkan engan
pengalaman-pengalaman pribadi peneliti yang cukup kaya.
3)
Minat
nasihat dari teman yang kritis. Bila mengalami kesulitan dalam menginterpretasikan
hasil analisis, mintalah pandangan kepada teman yang seprofesi dan memiliki
pandangan yang kritis.
4)
Hubungkan
hasil-hasil analisis dengan literatur. Factor eksternal yang mempunyai kekuatan
dalam memberikan interpretasi selain teman, atau kalau mungkin ahli adalah
literature. Apakah makna dari temuan penelitian menurut pandangan para ahli,
para peneliti dalam berbagai literature.
5)
Kembalikan
pada teori. Cara lain utuk menginterpretasikan hasil dari analisis data adalah
hubungkan atau tinjaulah dari teori yang relevan dengan permasalahan yang
dihadapi.
SOCIALIZE IT →